Kepada penerima yang tidak dinamakan:
Rindu ini tidak berakar - ia tumbuh di celah tiupan yang tak pernah pulang.
Tiada poskod, tiada jalan bertanda, cuma detik yang berulang dalam dimensi yang miring.
Aku pernah cuba memberi nama padanya: “kenangan”, “harapan”, dan “kau”, tapi setiap perkataan gugur sebelum sempat diseru.
Mungkin rindu ini bukan untuk disampaikan, tapi untuk dirasai - seperti nyanyian dari radio yang tanpa frekuensi, atau bayang yang muncul hanya bila kau tak mahu melihatnya.
Jika kau temui ia terdampar di batas mimpimu, jangan jawab.
Hanya duduklah diam, dan dengar dunia berkitar di sekeliling kekosongan itu.
Itu aku. Itu kita. Itu rindu yang tidak pernah sampai.
Dengan ingatan yang tak bernama.
- Pengirim Tanpa Wujud
